SETIAP makhluk hidup pasti diciptakan oleh Allah SWT memiliki tujuannya. Ibarat seorang penulis yang membuat buku pasti ada tujuannya tersendiri kenapa ia ingin membuat buku tersebut.
Begitupun dengan Allah SWT yang menciptakan kehidupan ini, semua sudah tersistematis dengan aturan yang sangat wooww dan super spektakuler yang tanpa seorang makhluk-Nya pun dapat membuatnya bahkan sekaliberan manusia yang diciptakan Allah SWT memiliki akal yang dapat digunakan untuk berfikir pun tidak mampu menciptakan sesuatu yang sama seperti penciptaan Allah SWT.
Selain itu, coba perhatikan keadaan di sekeliling kita yakni mengenai pergantian siang dan malam setiap hari, bagaimana Allah SWT dengan sebegitu hebatnya menentukan batas waktu malam dan waktu siang, dimana keduanya memiliki batasan-batasan waktu yang sudah tersistem. Mungkin jika kita dalam sehari hanya merasakan siang saja, maka waktu untuk bekerja dan beraktifitas akan lebih banyak dilakukan sehingga bisa membuat kita sulit untuk tidur , karena memang pada hakikatnya kualitas tidur di malam hari meski sebentar itu lebih baik daripada tidur lama di waktu siang hari.
Bayangkan juga jika semua itu terjadi pada semua wilayah di bumi ini ,maka yang ada hanyalah kekacauan dan kesehatan manusia yang semakin memburuk. Begitupun sebaliknya bayangkan jika dalam sehari ini kita hanya merasakan keadaan malam saja, mungkin banyak aktifitas manusia yang akan terganggu dan sangat sulit untuk dikerjakan di malam hari, karena hakikatnya malam itu ya untuk beristirahat. Seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT pada QS. Al Furqaan ayat 47 yang bunyinya :
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”.(QS. Al Furqaan : 47
Berdasarkan keterangan ini menjelaskan bahwa sungguh semua penciptaan manusia, alam semesta, dan kehidupan ini semuanya tersusun secara sistematis dan sudah di persiapkan oleh Allah SWT dengan begitu sangat matangnya tanpa ada celah kesalahan sedikitpun, karena memang Dialah Allah SWT sebagai Al Mudabbir yakni yang maha pengatur kehidupan ini, Dia juga sebagai pencipta makhluk-Nya tentunya Dia juga yang mengetahui kadar dari setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
Semua itu membuktikan bahwa manusia membutuhkan adanya Dzat yang memiliki kekuatan lebih dari dirinya, memang sejatinya manusia memiliki potensi tadayyun yakni potensi yang ada dalam setiap diri seseorang untuk mensucikan sesuatu pada Dzat yang di anggap lebih dari dirinya, lantas siapakah Dzat itu? Dialah Allah SWT sebagai sang khalik yang menciptakan manusia dari sesuatu yang tak ada menjadi ada. Di dalam al Quran pun ada banyak ayat-ayat yang memperingatkan manusia untuk memperhatikan semua yang ada di alam semesta ini sebagai penguat keimanan manusia akan bukti ke eksistensian Allah SWT, adapun bunyi terjemahannya sebagai berikut :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (TQS.Al-Imran : 190-191)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” .(TQS.Al-Ghasiyyah : 17-20)
“Maka hendaknya manusia itu memikirkan dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang memancar (mani). yang keluar dari tulang-belulang (laki-laki) dan tulang rusuk (perempuan).”(TQS. At-Thariq : 5-7).
Melihat dari berbagai ayat-ayat al Quran di atas, semua itu mengindikasikan bahwa dengan memperhatikan petunjuk Allah lewat ciptaan-Nya baik memperhatikan alam semesta, hidup ini bahkan proses penciptaan manusia itu sendiri maka akan tumbuh keyakinan kita tentang-Nya sehingga akan menambaah keimanan kita terhadap-Nya.
Begitupun dengan Allah SWT yang menciptakan kehidupan ini, semua sudah tersistematis dengan aturan yang sangat wooww dan super spektakuler yang tanpa seorang makhluk-Nya pun dapat membuatnya bahkan sekaliberan manusia yang diciptakan Allah SWT memiliki akal yang dapat digunakan untuk berfikir pun tidak mampu menciptakan sesuatu yang sama seperti penciptaan Allah SWT.
Selain itu, coba perhatikan keadaan di sekeliling kita yakni mengenai pergantian siang dan malam setiap hari, bagaimana Allah SWT dengan sebegitu hebatnya menentukan batas waktu malam dan waktu siang, dimana keduanya memiliki batasan-batasan waktu yang sudah tersistem. Mungkin jika kita dalam sehari hanya merasakan siang saja, maka waktu untuk bekerja dan beraktifitas akan lebih banyak dilakukan sehingga bisa membuat kita sulit untuk tidur , karena memang pada hakikatnya kualitas tidur di malam hari meski sebentar itu lebih baik daripada tidur lama di waktu siang hari.
Bayangkan juga jika semua itu terjadi pada semua wilayah di bumi ini ,maka yang ada hanyalah kekacauan dan kesehatan manusia yang semakin memburuk. Begitupun sebaliknya bayangkan jika dalam sehari ini kita hanya merasakan keadaan malam saja, mungkin banyak aktifitas manusia yang akan terganggu dan sangat sulit untuk dikerjakan di malam hari, karena hakikatnya malam itu ya untuk beristirahat. Seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT pada QS. Al Furqaan ayat 47 yang bunyinya :
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”.(QS. Al Furqaan : 47
Berdasarkan keterangan ini menjelaskan bahwa sungguh semua penciptaan manusia, alam semesta, dan kehidupan ini semuanya tersusun secara sistematis dan sudah di persiapkan oleh Allah SWT dengan begitu sangat matangnya tanpa ada celah kesalahan sedikitpun, karena memang Dialah Allah SWT sebagai Al Mudabbir yakni yang maha pengatur kehidupan ini, Dia juga sebagai pencipta makhluk-Nya tentunya Dia juga yang mengetahui kadar dari setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
Semua itu membuktikan bahwa manusia membutuhkan adanya Dzat yang memiliki kekuatan lebih dari dirinya, memang sejatinya manusia memiliki potensi tadayyun yakni potensi yang ada dalam setiap diri seseorang untuk mensucikan sesuatu pada Dzat yang di anggap lebih dari dirinya, lantas siapakah Dzat itu? Dialah Allah SWT sebagai sang khalik yang menciptakan manusia dari sesuatu yang tak ada menjadi ada. Di dalam al Quran pun ada banyak ayat-ayat yang memperingatkan manusia untuk memperhatikan semua yang ada di alam semesta ini sebagai penguat keimanan manusia akan bukti ke eksistensian Allah SWT, adapun bunyi terjemahannya sebagai berikut :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (TQS.Al-Imran : 190-191)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” .(TQS.Al-Ghasiyyah : 17-20)
“Maka hendaknya manusia itu memikirkan dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang memancar (mani). yang keluar dari tulang-belulang (laki-laki) dan tulang rusuk (perempuan).”(TQS. At-Thariq : 5-7).
Melihat dari berbagai ayat-ayat al Quran di atas, semua itu mengindikasikan bahwa dengan memperhatikan petunjuk Allah lewat ciptaan-Nya baik memperhatikan alam semesta, hidup ini bahkan proses penciptaan manusia itu sendiri maka akan tumbuh keyakinan kita tentang-Nya sehingga akan menambaah keimanan kita terhadap-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar