Minggu, 11 Desember 2016

Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat

Mungkin kita sering kali mendengar kata sambutan di awal pidato atau saat memulai pengajian dengan kata “ semoga kita mendapat Syafaat dari baginda Rasullullah SAW kelak di hari kiamat”.

Ini adalah sekelumit “kisah Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat ”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.

Lalu di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”

Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”

Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”

Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”

Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”

Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”

Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”

Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”

Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”

Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”

Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”

Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”

Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga.”

Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu..

Itulah sekelumit kisah masa depan ketika hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. (hudzaifah)

Jumat, 09 Desember 2016

MENGUPAS RAHASIA SHALAT

Mungkin kita memandang sholat adakah kewajiban yang sangat besar bagi kita, yakni sebagai bentuk ibadah yang merupakan rutinitas dengan gerakan dan bacaan yang membosankan. Akibatnya kita beranggapan bahwa sholat hanyalah kewajiban dari Allah untuk manusia sehingga sering kali kita yang imannya sedang melemah enggan melakukannya. Padahal sangat jelas sebenarnya dibalik gerakan dan bacaan itu Allah memberikan suatu manfaat yang besar bagi kita. Itulah bukti sifat Rahman Allah pada manusia. Jika saja manusia pandai membacanya, Subhanallah

Dalam kaitan ini saya membeberkan manfaat yang merupakan temuan riset yang spektakuler tentang gerakan dan bacaan sholat, antara lain:
 
1. Sholat mampu menyebuhkan rematik:
Para ilmuwan dan juga para dokter mengungkapkan, salah satu cara untuk menyembuhkan rematik (khususnya pada tulang punggung) yang disebabkan ketidakseimbangan otot adalah dengan berolahraga. Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
 
Gerakan yang dimaksud adalah gerakan rukuk, berdiri tegak dan sujud. tentu saja gerakan itu adalah gerakan yang tuma’nina (tidak tergesa-gesa) dan sebaiknya lebih lama. Gerakan yang dilakukan secara berulang tersebut merupakan terapi terbaik dan penyembuhan terhebat bagi siapapun yang menderita penyakit tulang dalam waktu yang cepat.

2. Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung:
Penelitian kedokteran mengungkapkan bahwa kasus tersumbatnya peredaran darah yang berimbas pada terhambatnya fungsi paru-paru dan kasus tersumbatnya peredaran darah di kaki bukanlah termasuk kasus yang dialami oleh kaum muslimin yang disiplin melakukan sholat. Kasus ini umumnya banyak dialami oleh penderita degan persentase 5 dari seribu orang non muslim pasca bedah. Kenapa, karena kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala. Subhanallah…
 
3. Sholat merupakan gerak olah raga terbaik:
Beberapa tahun terakhir tersebar penyakit desk di kalangan penduduk prancis tersebar penyakit desk dengan persentase 18 dari 20 orang karena duduk dalam waktu yang lama di perpustakaan. Lucunya, para dokter yang menganalisisnya malah merekomendasikan dan menyimpulkan bahwa sholat dalam agama Islam adalah solusi terbaik untuk terapi penyakit desk. Kenapa?, karena diketahui secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus sholat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh. Bahkan, konsistensi shalat pun mampu menjaga bentuk ideal tubuh dan gerakannya serta mempercepat munculnya vitalitas tubuh secara non stop 24 jam setiap harinya. dengan demikian sholat adalah latihan yang paling mudah dan cocok dijadikan sebagai olah tubuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

4. Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit:
Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyrap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali. Selain itu keringat dan lemak yang keluar dari pori-pori tubuh dan bercampur dengan debu pada umumnya mengandung zat kimiawi dan bakteri berbahaya. Jadi masih meragukan manfaat wudhu?
 
5. Manfaat Istinsyaag:
Istinsyaaq adalah membersihkan lubang hidung dengan cara menyedot air pada lubang hidung lalu menyemburkannya kembali. Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran di Iskandariyah Mesir, bekerja sama dengan kelompok peneliti kesehatan dan obat-obatan melakukan penelitian untuk mengungkap hubungan antara ilmu pengetahuan dan aktivitas berwudhu. Hasil yang diperoleh adalah hidung bagian dalam yang tidak dibasuh umumnya berwarna pucat, berminyak, serat penuh debu dan kotoran. Di bagian bulu hidung umumnya rentan dihinggapi debu dan kotoran. Otomasis Hidung yang kotor tersebut ditemukan kumpulan mikroba dan bakteri. Padahal penyakit banyak tersebar melalui pernafasan, mulai dari influenza, radang paru-paru, kelumpuhan dan penyakit lainnya. Jadi, Istinsyaaq adalah solusi dan terapi terbaik karena dilakukan berulang-ulang ketika akan sholat
 
6. Sholat mampu mengurangi kekhawatiran dalam diri:
Berbagai kajian psikologi modern mengungkapkan bahwa semua motivasi dan daya rasa manusia sangat terkait erat dengan perubahan zat kimia dalam otak. Meningkatnya adrenalin dalam tubuh sebanding dengan peningkatan kekhawatiran dalam diri seseorang. Selanjutnya hal tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya detak jantung akibat tekanan darah menuju jantung. Selain itu, syaraf menjadi menjauh dari sistem pencernaan sehingga prosesnya terganggu. Kadar gula pada hati makin menumpuk dan persentasenya meningkat dalam aliran darah. Jika semuanya itu terus terjadi, maka permasalahan pada tubuh dan akhirnya otak pun terjadi. Berbagai gejolak pemikiran dan penyimpangan perilaku ini menjadi imbas pengaruh buruk tersebut.
 
Dalam harian surat kabar “London West” diungkapkan bahwa selama 10 tahun, Eropa mengadakan penelitian komparasi antara mereka yang selalu disiplin melakukan ritual ibadah dengan mereka yang tidak pernah sama sekali. kesimpulan yang mereka dapatkan adalah bahwa persentase penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, depresi dan stress tidak begitu banyak menyerang mereka yang konsisten dengan ritual ibadahnya.
Dengan sholat yang khusyu’ dapat dipastikan kekhawatiran dalam diri akan hilang. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah : “Lapangkanlah diri kami dengan shalat wahai Bilal”. yakni ajakan Rasulullah agar bilal mengumandangkan adzan agar Beliau dan sahabat melakukan sholat untuk bermunajat dan menenangkan hati kepada-Nya
 
7. Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan:
Pengulangan sujud dalam sholat setiap harinya minimal dilakukan 34 x. Bilangan tersebut dianggan bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah. Selain itu meningkatnya lipatan tangan mampu melancarkan peredaran darah dari atas pergelangan ke bawah hingga mampu mencegah infeksi yang umumnya menyerang pergelangan tangan.
 
8. Manfaat Kekhusyu’an dalam Sholat:
William Molton Marstein, seorang ahli psikolog pada majalah “Reader Digest” mengungkapkan bahwa bahwa kemampuan untuk memusatkan pikiran biasa dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya. Misal, seorang pemimpin akan memusatkan pikirannya dalam menghadapi masalah. Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. William juga mengungkapkan bahwa akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
 
Berkaitan dengan itu di Amerika dilakukan latihan berbicara kepada suatu obyek dengan menghadirkan hati dalam setiap kalimat yang diucapkannya dengan tujuan meningkatkan semangat dan kekuatan untuk berkeinginan dalam beraktivitas. Jika saja mereka tahu tentang sholatnya kaum Muslim. Dan harap dicatat: obyek yang dituju dalam sholat adalah Dzat Yang Maha Agung, tentu saja kekuatan yang didapatkan sangat jauh. Subhanallah
 
Akhir-akhir ini, muncul kontroversi hukum haram terhadap yoga. Banyak pro dan kontra atas isu tersebut. Saya tidak bisa melakukan justifikasi akan hukum itu. Tapi, mengacu pada manfaat kekhusyukan dalam sholat serta temuan bahwa sholat mampu menghilangkan kekhawatiran dalam diri dengan menuju kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, lalu kenapa kita malah memalingkan diri dari sholat yang merupakan manifestasi yang dahsyat dan melakukan meditasi yoga? Sungguh tidak perlu diperdebatkan dengan menguras nalar.
Sesungguhnya sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya” (QS Al-Mu’minuun 1-2)

9. Kedhasyatan sholat tahajjud dan subuh:

Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.
 
Jadi ajaran Islam telah mendahului temuan modern dalam mengungkapkan fenomena di atas untuk kemudian menyarankan suatu manajemen kesehatan tubuh yang indah, yakni dengan menganjurkan setiap individu untuk bisa bangun melakukan sholat tahajud pada 1/3 malam terakhir dan dilanjutkan dengan sholat subuh.
 
Diriwayatkan Ali, Rasulullah Saw bersabda, ” Dalam surga terdapat suatu ruangan yang dari luar bisa terlihat dalamnya dan dari dalam bisa dilihat luarnya”. Lalu seorang Arab bertanya.” Diperuntukkan untuk siapakah tempat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ” Bagi siapa saja yang memiliki ucapan yang baik, memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, konsisten melaksanakan puasa dan melaksanakan sholat demi mengharapkan ridha-Nya ketika orang lain sedang tertidur.” (HR Ahmad)
 
Dan Pahamkah sekarang sobat, salah satu tambahan kalimat dalam adzan sholat subuh:
“Ash-shalaatu Khairun minan naum”

Melakukan sholat subuh tepat waktu” adalah lebih baik daripada tidur

WASPADA 5 PERKARA (HADITS)

Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya.

(1) Jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu.

(2) Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu
hujan tidak akan diturunkan sama sekali.

(3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik
beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa.

(4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan
mereka.

(5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di
antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Bagaimana Bisa Seorang Ustad Menjadi Murtad?, Ada Apa Dengan Ustad Masuk Kristen.

Hubungan Pesantren Az-Zaytun dengan para misionaris Kristen nampak terlalu berlebihan. Menyambut Natal tahun 2005, Al-Zaytun mengizinkan tamu dari Yayasan The Gideon International membagi-bagikan 1.400 Bibel secara cuma-cuma di pesantren. Bermula dari hubungan dekat Al-Zaytun dengan pendeta dan misionaris Kristen inilah, berakibat murtadnya Saifuddin Ibrahim, salah seorang pengasuh ma’had.

Dalam testimoni 138 halaman yang ditulisnya, ustadz asal Bima NTB ini bercerita bahwa Al-Zaytun, dirinya mengajar Al-Qur’an, Hadits, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Jurnalistik selama enam tahun sejak 1999. Sebagai orang yang sangat dekat dengan syaikhul ma’had Panji Gumilang, Ibrahim dipercaya menjadi Editor Kepala Majalah Al-Zaytun yang bertiras 30.000 eksemplar. Dalam testimoninya, Ibrahim menjelaskan kronologi mengapa ia murtad meninggalkan Islam dan beralih profesi dari dewan guru Ma’had Al-Zaytun Indramayu menjadi seorang evangelis Kristen.

Dalam sub judul “Nubuat Syaikh,” Ibrahim menulis bahwa peristiwa kemurtadan dirinya bermula pada tanggal 16 Januari 2006, ketika Panji Gumilang menyebut dirinya dengan panggilan “Pendeta Abraham.” Sejak saat itu, Ibrahim lebih suka dipanggil Abraham. “Syaikh telah bernubuat untuk saya. Sejak beliau mengatakan hal itu saya semakin kacau dan pikiran tidak tentang. Itu juga sebabnya kenapa saya lebih suka dipanggil Abraham,” tulis Ibrahim pada halaman 8.

Usai peristiwa itu Ibrahim mulai mendekati para penginjil Yayasan The Gideon International yang dikenalnya ketika membagi-bagikan ribuan Bibel di pesantren pada Natal tahun 2005. Ibrahim pun mulai belajar ilmu perbandingan agama kepada para misionaris dan pendeta. Singkat cerita, setelah berliku-liku mencari pintu masuk Kristen, akhirnya Ibrahim dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006. Setelah meninggalkan Islam dan dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006, ia pun rela berpisah dengan istri dan ketiga anaknya di Jepara, Jawa Tengah.

Dalam tempo 3 bulan Ibrahim murtad dari Islam. Itulah salah satu buah kedekatan syaikhul ma’had NII Al-Zaytun Panji Gumilang dengan para pendeta dan misionaris Kristen. Bila diteliti dari testimoni tertulisnya, wawasan agama Saifuddin Ibrahim masih perlu dipertanyakan. Misalnya, dalam sub judul “Percaya Kepada Yesus,” Ibrahim mengutip nas: “Al-dinu huwal aqlu, laa diina liman laa aqqla lahu. Agama adalah akal, tidak ada agama tanpa akal,” yang disebutnya sebagai hadits Nabi (hlm 60).

Pernyataan ini sangat aneh bila ditulis oleh seorang dosen hadits. Sebagai dosen hadits di pesantren terbesar se Asia Tenggara, seharusnya dia tahu bahwa nas tersebut bukan hadits, tapi kutipan yang tidak diketahui asal-usulnya.

Para ulama ahli hadits sepakat memvonis nas tersebut bukan sabda Nabi, melainkan hadits yang tidak ada asalnya (la ashla lahu). Imam An-Nasa’idan Syaikh Albani berkomentar bahwa hadits tersebut batil munkar. Dalam sanadnya terdapat nama Bisyir yang majhul (asing/tidak dikenal). Ketika membuktikan ketuhanan Yesus, Saifuddin Ibrahim mengutip Al-Qur’an surat Maryam 33 sebagai pendukung. Menurutnya, ayat ini menegaskan ketuhanan Yesus karena memakai fi’il amar (kata kerja masa lampau/past tense).

“Ayat Al-Qur’an surat Maryam 33 meyakinkan saya memahami ketuhanan Yesus. Ayat ini menggenapi semua kisah Yesus yang telah berlaku. Ayat ini menggunakan Fi’il Madhi, kata kerja masa lampau, berarti kejadian kebangkitan Yesus dan hidup kembali telah terjadi lebih 2000 tahun yang lalu,” (hlm. 87-88).

Dengan kutipan itu, patut dipertanyakan wawasan Ibrahim terhadap Ilmu bahasa Arab. Tidak benar kesimpulannya bahwa surat Maryam 33 menyatakan ketuhanan Yesus karena menggunakan fi’il madhi. Padahal dalam ayat ini terdapat tiga kata kerja (fi’il), yaitu: “wulidtu” (fi’il madhi majhul), “amuutu” (fi’il mudhari’ majhul) dan “ub’atsu” (fi’il mudhari’ majhul).

Ungkapan Nabi Isa pada ayat tersebut memakai kalimat “wulidtu” (telah dilahirkan) karena peristiwa kelahirannya sudah terjadi. Sedangkan kalimat “amuutu” (akan dimatikan) dan “ub’atsu” (akan dibangkitkan) memakai fi’il mudhari’ karena peristiwa kematian dan kebangkitannya belum dan akan terjadi.

Ustadz Saifuddin Ibrahim yang sekarang berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham, adalah salah satu contoh korban pemurtadan akibat kedekatan syaikhul ma’had NII Al-Zaitun Panji Gumilang dengan para pendeta dan penginjil Kristen.

SETAN PENGHALANG JODOH

Umar Bin Khattab Rhadyallahu 'Anhu pernah mengatakan bahwa anak keturunan iblis itu ada 9, yaitu Zallaitun, Watsin, Laqus, A'war, Haffaf, Murroh, Masuth, Dasim dan Walhan. Nah dia antara sekian banyak setan, ada setan yang tugasnya menghalang halangi kita untuk segera menikah. Bila pun sampai menikah, pernikahan itu dijamin akan cerai - berai karena saat berjodoh dalam kondisi sama-sama rendah.

Siapa nama setan itu ?? A'WAR !! A'war menggoda manusia dengan meniup lubang kubul laki-laki dan lubang dubur wanita agar maju terus untuk berzina. Iblis sangat membenci pernikahaan. Karena itu, ia menugaskan A'war menghalang-halangi siapapun yang sudah saling suka dan berkomitmen untuk segera nikah agar tidak jadi menikah !!

Caranya dengan menggoda agar mereka terjerumus ke dalam lubang perzinaan atau "kumpul kebo" sehingga tidak lagi berfikir untuk cepat nikah. Ketika sudah terperosok, A'war pun menari dan tertawa. Akhirnya, sebagian lagi sudah malas menikah karena sudah merasakan nikmatnya hubungan intim. Sebagian lagi terpaksa menikah karena kecolongan hamil duluan. Jika tidak, alasannya karena kegadisannya sudah terenggut. Jadi, mereka manikah karena terpaksa.

A'war memang canggih. Ia paham betul, bila seseorang telah terperossok ke dalam lembah perzinaan, sangat sulit untuk keluar dari situ. Di samping mengasyikkan, zina membuat orang ketagihan !! Jarang ditemukan orang yang terlanjur berzina sekali langsung bertobat. Umumnya, apabila tidak ketahuan, mereka dibuat semakin penasaran. Bak meminum air laut, semakin diminum, semakin haus.

Tidak heran bila ALLAH sudah mengingatkan kita agar jangan "mendekati zina". Mendekatinya saja tidak boleh apalagi melakukannya.

ALLAH Berfirman dalam surat Al-Israa' ayat 32 :

"Dan janganlah kalian sekali-kali mendekati zina. Sungguh zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan."

"Zina itu memang bisa menutup pintu jodoh. Salah satu akibat zina adalah menghilangkan cahaya dari wajah. Cahaya di wajah berarti aura baik atau karisma.

Bila cahaya wajah seseorang telah hilang, ia jadi tidak menarik lagi. Orang-orang akan menjauh, bahkan ngeri ketika mendekat karena terlihat pucat ... Cantik tapi terlihat pucat pasi. Na'uudzu billaah...

Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

"Jauhilah olehmu zina karena akan mengundang empat azab ; menghilangkan cahaya di wajah, membuat hidup miskin, memendekkan umur dan akan menggundang kemurkaan ALLAH" (HR Tabrani)

Agar A'war tidak menari dan tertawa lagi, yang barangkali pernah berzina, baik zina besar seperti berhubungan intim maupun zina kecil seperti berpegangan, berpelukkan, berciuman, segera bertobat sebelum terlambat. Bila tidak, siap-siap saja tidak laku-laku. Andaipun laku, pembelinya tak lain adalah orang yang hidungnya belang-belang alias si hidung belang !!

Rabu, 30 November 2016

4 Macam Golongan Manusia Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Dalam salah satu taushiyahnya Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah membagi 4 Macam Golongan Manusia. Pertama, Mereka Yang Hati Dan Lisannya Mati. Kedua, Mereka yang mati hatinya namun lisannya bercerita. ketiga mereka yang kelu lidahnya, tetapi hayat hatinya. dan terakhir mereka yang berilmu dan berkarya sesuai ilmunya.

Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan dunia batiniah kita yang berada di dalam serta menghbungkannya dengan aktifitas keseharian lahiriah? Dalam nasehatnya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani seolah menumpukan kondisi ini pada tiga hal, hati, lisan dan karya. Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan kondisi lisan sebaiknya selalu pasif dan mati, sedangkan badan harus selalu berkarya dan berkreasi.

Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad, Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar:

Pertama: Yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.

Kedua: Yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir mewanti-wanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang dapat membakar mu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu.

Ketiga: Yaitu kelompok memiliki hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri. Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti dampak bergumul (terusmenerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah swt yang senantiasa disembunyikan Allah (dari khalayak ramai).

Keempat: Yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah. Oleh karena itulah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan dan juga Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan tersebut.

Maka kepada kelompok terakhir ini jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya. Bahkan kalau perlu sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yang berguna.

Demikianlah empat macam golongan manusia hasil pengkelompokan Syiakh Abdul Qadi al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan bathin. Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun dibenci Allah swt.

Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyai:

Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang (haramkan) Allah swt, baik yang besar maupun kecil. Serta menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yang mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para aahlinya (yang berekepentingan) baik urusan kecil maupun urursan besar. 

Keterangan penutup ini seolah memberikan isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yang berat dan spesial yang hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu. tetapi zuhud adalah laku alamiah yang dapat dicapai dengan berlatih dan berlatih memulai dari hal yang kecil. Zuhud tidak semata bersifat penghindaran, tetapi juga bersifat pelaksanaan. Dengan melaksanakan berbagai kewajiban syariah sama artinya dengan melatih diri membisakan zuhud.

Dari keterangan di atas marilah kita meraba diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri ini. Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan sendiri.

Demikianlah pembahasan 4 Macam Golongan Manusia Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani semoga Allah SWT memposisikan kita dalam kelompok orang-orang yang beruntung dan dicintai-Nya. Walaupun untuk menuju kesana kita sangat mengandalkan petunjuk dari-Nya. Amin.

Pilih Miskin Yang Sabar Atau Kaya Yang Bersyukur

Manakah yang lebih baik, miskin yang sabar ataukah kaya yang bersyukur?
Jika kita disodori dua pilihan ini, jujur saja, akan banyak diatara kita yang mengambil pilihan kedua, kaya yang bersyukur. Karena secara naluri, kita lebih siap untuk menikmati kekayaan dari pada menderita kemiskinan.

Antara Nabi Ayub & Nabi Sulaiman ‘alaihimas Salam

Dalam perjalanan panjang sejarah kehidupan manusia, Allah telah mencipatakan dua tipe mausia di atas, agar dijadikan panutan bagi masyarakat generasi berikutnya. Allah ciptakan Nabi Ayub sebagai sosok yang dikenal sangat penyabar, di tengah ujian sangat berat yang beliau alami. Terkadang ada orang yang diberi nikmat harta namun tidak memiliki nikmat sehat. Dia tidak bisa menikmati hartanya, karena sakit-sakitan.

Sebaliknya, ada yang diberi nikmat sehat wal-afiyat tapi tidak berharta. Ketika dia menginginkan untuk menikmati banyak hal, namun tidak bisa terwujud. Karena kantongnya tidak cukup untuk menjangkaunya. Yang terjadi pada Nabi Ayub, beliau mendapatkan kedua-duanya. Beliau menderita kemiskinan sangat parah, dan sakit fisik yang juga sangat mengenaskan. Allah sebutkan doa Ayub,

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

Ingatlah hamba Kami, Ayub. Ketika dia berdoa memanggil Rabnya, “Sesunngguhnya setan menimpakan kemadharatan kepada dengannusb dan adzab.” (QS. Shad: 41)

Sebagian ahli tafsir menyebutkan,

Makna nusb: Musibah sakit yang beliau derita.
Makna adzab: Musibah yang membersihakn semua harta dan anaknya.

Sebelumnya, Ayub adalah oang soleh yang sangat kaya, hartanya melimpah dan memiliki banyak anak. Allah mengujinya, dengan membalik keadaannya. Hebatnya, datangnya semua ujian itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Semua anaknya diambil berikut hartanya. Sanak kerabatnya menjauhinya, hingga beliau harus keliling dari satu sampah ke sampah untuk mendapatkan sesuap makanan. Sampai akhirnya beliau sakit parah, tidak ada bagian kulit seluas titik jarum yang sepi dari penyakit. Semua orang menjauhinya, selain satu istrinya yang setia mendampinginya, karena imannya kepada Allah. Semoga Allah meridhai istri Ayub. Menurut catatan Ibnu Katsir, ini terjadi selama 18 tahun. (Tafsir Ibn Katsir, 7/74).

Di sisi lain, Allah ciptakan Nabi Sulaiman sebagai sosok yang dikenal sangat pandai bersyukur, di tengah melimpahnya fasilitas dunia yang beliau miliki. Beliau menjadi raja  yang kekuasaan meliputi alam manusia, jin, dan binatang. Itulah doa beliau yang Allah kabulkan, sehingga beliau menjadi penguasa paling top markotop diantara manusia.

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Sulaiman berdoa, wahai Rabku, berikanlah aku kerajaan yang tidak layak untuk dimiliki oleh seorangpun sesudahku. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemberi. (QS. Shad: 35)

Dua model manusia ini, Allah sandingkan ceritanya dalam surat Shad, antara ayat 30 sampai 44. Dan keduannya, baik Ayub maupun Sulaiman, Allah sebut di akhir cerita,

نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ

Dia (Sulaiman dan Ayub) adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia orang yang suka bertaubat. (QS. Shad: 30 dan 44).

Artinya, baik miskin yang sabar maupun kaya yang bersyukur, di sisi Allah statusnya sama-sama hamba yang baik. Tinggal selanjutnya, siapa yang lebih bertaqwa diantara mereka, itulah yang terbaik. Allah berfirman,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa. (QS. al-Hujurat: 13).

Sosok Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau Uswatun Hasanah bagi umat. Satu-satunya manusia yang hidupnya dijadikan sumpah oleh Allah. Ketika Allah menceritakan kejahatan kaum sodom, Allah bersumpah menyebut ‘Demi umurmu.’

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka mabuk dalam kesesatan. (al-Hijr: 72).
Allah bersumpah demi umur, kehidupan dan keberadaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia.
Ibnu Katsir menyebutkan riwayat keterangan dari Ibnu Abbas,

ما خلق الله وما ذرأ وما برأ نفسًا أكرم عليه من محمد صلى الله عليه وسلم، وما سمعت الله أقسم بحياة أحد غيره

Belum pernah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia yang lebih mulia dari pada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku belum pernah mendengar Allah bersumpah dengan kehidupan seorangpun selain beliau. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/542).

Dalam urusan syukur dan sabar, beliau mengumpulkan akhlak Nabi Ayub dan akhlak Nabi Sulaiman. Beliau kaya yang bersyukur dan sekaligus miskin yang sabar.

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

مَا سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَى الإِسْلاَمِ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ – قَالَ – فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِى عَطَاءً لاَ يَخْشَى الْفَاقَةَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah diminta untuk kemaslahatan islam, kecuali beliau pasti memberinya. Hingga suatu ketika datang seseorang (kepala suku), kemudian beliau memberikan kambing satu lembah kepada orang ini. Spontan dia pulang ke sukunya, dan mengatakan, “Wahai kaummu, masuklah ke dalam islam. Karena Muhammad memberikan harta layaknya orang yang tidak takut miskin.” (HR. Muslim 6160).

Dan hingga kini, kita belum pernah menjumpai ada orang yang mendermakan harta kambing satu lembah. Beliau juga pernah memotong 100 ekor onta. Jika satu onta seharga 12 juta, berarti beliau berkurban senilai kurang lebih 1,2 Milyar. Itu korban perorangan, bukan perusahaan.

Di sisi lain, beliau pernah mengganjal perutnya dengan batu, karena tidak memiliki makanan. Beliau dan para istrinya tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut.

Aisyah menjadi saksi sejarah kehidupan di keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – مُنْذُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ طَعَامِ الْبُرِّ ثَلاَثَ لَيَالٍ تِبَاعًا ، حَتَّى قُبِضَ

Tidak pernah keluarga Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kenyang dengan makanan dari gandum halus selama 3 hari berturut-turut, sejak beliau tiba di Madinah hingga beliau diwafatkan. (HR. Bukhari 5416, Muslim 7633 dan yang lainnya).

Kita yakin, kondisi semacam ini tidak pernah kita jumpai di keluarga kita. Kita tidak pernah sampai berfikir: adakah makanan esok pagi? Bahkan untuk bisa kenyang selama 1 bulan, kita tidak pernah memikirkannya.

Mengalir Sesuai Keadaan
Siapapun orangnya, dia tidak akan bisa memilih dan memaksakan diri untuk menjadi miskin yang sabar atau kaya yang bersyukur. Anda yang berada dalam kondisi miskin, tidak bisa memaksa Sang Pencipta untuk menjadikan anda kaya. Demikian pula sebaliknya. Anda yang dalam kondisi kecukupan, tidak bisa memaksa Sang Kuasa untuk mengubah anda agar bisa mencicipi kemiskinan.

Itu berarti, yang seharusnya yang dominan di pikiran orang kaya bukan bagaimana bisa jadi miskin, namun bagaimana dia bisa memaksimalkan syukur kepada Allah. Karena itulah yang menjadi tugasnya. Dan Saya yakin, semua orang sepakat akan hal ini.

Kita simak kondisi sebaliknya, seharusnya yang fokus dipikirkan orang miskin bukan bagaimana dia bisa jadi kaya. Namun yang dia pikirkan, bagaimana dia bisa ridha dengan ketetapan Allah dan bersabar. Karena itulah tugasnya.

Anda sepakat ini??
Seperti inilah yang dinasehatkan oleh cucu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma,

مَنِ اتَّـكَـلَ عَلَى حُسْنِ اخْتِيَارِ اللهِ لَـهُ لَـمْ يَـتَـمَنَّ شَيئًا

Siapa yang pasrah terhadap pilihan terbaik yang Allah berikan kepadanya, dia tidak berangan-angan untuk menggapai sesuatu yang lain. (Kanzul Ummal, Ibnu Asakir, no. 8538).

Jika ada yang komentar, ‘Berarti anda memotivasi orang miskin agar tetap jadi miskin, dan tidak bekerja, atau berusaha.’

Bagi yang berkomentar demikian, berarti daya tangkapnya terlalu rendah untuk memahami kalimat di atas. Sama sekali keterangan di atas tidak berisi motivasi orang miskin untuk tidak bekerja dan berusaha. Hanya menjelaskan tugas orang miskin di kondisi miskinnya, yaitu ridha dan bersabar. Sementara urusan bekerja dan mengejar dunia, ini sejalan dengan nafsunya, sehingga tidak perlu banyak motivasi.

Mukmin: Antara Sabar dan Syukur
Inilah tabiat setiap mukmin sejati. Mereka tidak pernah lepas dari dua tugas itu, antara bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika musibah. Bahkan tabiat ini membuat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamterheran dengan mereka. Dalam sebuah sabdanya, beliau memuji orang yang beriman,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh mengherankan kondisi orang yang beriman, semua urusannya baik. Itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Ketika dia mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan ketika dia mendapatkan musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya..

Amalan Agar Selamat Di Hari Kiamat

Pagi dan sore merupakan waktu di mana warga bumi sibuk. Pagi ialah waktu matahari mengintip. Lazimnya orang-orang mengawali aktivitas. Sementara sore kawanan burung bergegas pulang. Dan orang-orang membawa pulang keletihannya seharian. Ada dua waktu yang bisa diisi dengan wiridan singkat yang diharapkan memberikan manfaat besar, Tentu pahala penting.

Bujairimi dalam Hasyiyah alal Iqna’menceritakan pengalaman Imam Hanafi RA yang melihat Allah SWT dalam mimpi. Ketika sudah 99 kali bermimpi melihat Allah, Imam Hanafi RA berencana menanyakan sebuah amal yang menyelamatkan seorang hamba dari siksa dahsyat hari Qiyamah, Allah kemudian menjawab pertanyaan sang Imam RA di mimpinya yang ke-100.

فقال سبحان وتعالى: من قال بالغداة والعشي “سبحان الأبدي الأبد، سبحان الواحد الأحد، سبحان الفرد الصمد، سبحان من رفع السماء بغير عمد، سبحان من بسط الأرض على ماء جمد، سبحان من خلق الخلق وأحصاهم عدد، سبحان من قسم الرزق ولم ينس أحد، سبحان الذي لم يتخذ صاحبة ولا ولد، سبحان الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد” نجا من عذابي. ذكره صاحب معجم الأحباب.


Allah berfirman, “Siapa saja yang membaca di pagi dan sore ‘Subhanal abadiyyil abad, subhanal fardis shomad, subhana man rofa’as sama’a bi ghoiri ‘amad, subhana man basathol ardho ‘ala ma’in jamad, subhana man khalaqol khalqo wa ahshohum ‘adad, subhana man qosamar rizqo wa lam yansa ahad, subhanal ladzi lam yattakhidz shohibatan wa la walad, subhanal ladzi lam yalid wa lam yulad wa lam yaqul lahu kufuwan ahad’, maka akan selamat dari siksa-Ku.” Demikian disebutkan oleh penulis Mu’jamul Ahbab.

Sepadat apapun, kita sebaiknya tidak membiarkan pagi dan sore meluncur tanpa mengucapkan pujian tasbih ini. Untuk menambah manis pagi dan sore, perlu juga menebarkan senyum kepada sesama makhluq. Wallahu a’lam. (Alhafiz K)

6 Hadist Tentang Menuntut Ilmu Dalam Islam

Setelah kita mengetahui pengertian ilmu dan kedudukan ilmu serta pembahasan tentang keutamaan menuntut ilmu maka dalam kajian islam ini kita akan membahas Hadist Tentang  Menuntut Ilmu dalam islam.

Mungkin kita hanya mengkutip sebagian dari hadist tentang menuntut ilmu tapi inti dari pembahasan kita mengena dan mudah di pahami.

1. Hadits “Keutamaan Mempelajari Al Qur’an”
Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)

2. Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

3. Hadits “Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu”
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

4. Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu”
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (HR. Turmudzi)

5. Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut Ilmu”

Artinya : ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)

6. Hadits “Menuntut Ilmu”

Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

Golongan Orang Yang Dirindukan Surga

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. ( Al Baqarah : 25 )

Ayat di atas adalah berita gembira bagi meraka orang yang beriman tentang adanya kenikmatan kehidupan di dalam surga. Dan sebagai orang yang yang beriman dan orang yang selalu berbuat baik baginya surga yang kekal di dalamnya..

Kita sebagai seorang muslim, momen bulan suci ramadhan adalah untuk selalu mendekatkan kita kepada Allah SWT agar selalu istikomah dalam beribadah. Kewajiban menjalankan Puasa ramadhan Jangan seperti gendang, di depan tertutup, di belakang tertutup, tapi di tengah-tengahnya kosong. Maksudnya, ketika di awal Ramadhan semuanya berbondong-bondong menjalankan puasa namun ketika memasuki pertengahan tidak menjalankan puasa dan akan kembali berpuasa ketika menjelang hari-hari terakhir.

Ini tidak berlebihan karena di masyarakat kita terkadang masih banyak yang demikian. Puasa hanya dilakukan di awal dan mendekati akhir bulan Ramadhan saja. Padahal kewajiban puasa bukan sebatas itu. Kita semua umat Islam diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadhan. Hal itu dimaksudkan agar ibadah puasa kita akan memberikan dampak yang baik kepada kita, khususnya keimanan kita. Sehingga setelah selesai dari Bulan Puasa, kita semua kembali kedalam keadaan yang fitri atau suci dan menjadi golongan hamba-hamba yang dirindukan oleh Surga di hari kemudian.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist nabi, ada empat Golongan Orang Yang Dirindukan Surga. Keempat golngan yang dirindukan surga tersebut diantaranya adalah:

Pertama: Orang-orang yang suka membaca, memahami dan mengamalkan Al Quran.
Di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan kebaikan sangat diutamakan untuk memeperbanyak membaca Al Quran. Surat yang kita baca akan memberikan syafaat dihari kemudian dan akan menjadikan kita termasuk orang –orang yang dirindukan oleh surga.

Kedua adalah: Orang-orang yang mampu menjaga lisannya. Lisan adalah merupakan organ tubuh manusia yang sangat sensitif, karena orang bisa selamat dan dipandang baik dari lisannya. Begitupula sebaliknya, orang bisa dinilai buruk juga dilihat dari ucapan lisannya. Banyak orang bisa berpuasa menahan lapar dan haus namun terkadang tidak dapat menjaga dan menahan lisannya dari menceritakan aib atau kejelekan orang lain.

Oleh karenanya, melalui latihan berpuasa di Bulan Ramadhan ini, sebagai media latihan bagi kita untuk selain kita bisa menjaga dan menahan lapar dan dahaga juga bisa menjaga lisan kita dari mengucapkan hal-hal yang dibenci oleh Allah. Sehingga pada akhirnya kita menjadi orang-orang yang dikasihi dan disayangai oleh Allah karena dapat menjaga lisan kita dengan baik.

Ketiga: Golongan orang yang dirindukan surga adalah orang-orang yang dermawan. Orang –orang yang mampu dengan hartanya memberikan kepada mereka yang membutuhkan dan menjadikannya jihad fisabilillah. Selama puasa, kita dianjurkan memperbanyak sedekah kepada mereka yang tidak punya. Mulai dari yang dekat, terutama tetangga dan sanak kerabat.

Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

 “Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” [HR. Tirmizi]

Keempat adalah: Orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Orang yang berpuasa adalah termasuk bagian dari salah satu kelompok yang sangat dirindukan surga. Oleh karenanya dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa di surga nanti terdapat bermacam-macam pintu yang bisa dilalui oleh para penghuni surga dan salah satu pintu masuk itu adalah bernama “arroyyan” yang mana pintu ini disiapkan khusus bagi umat Islam yang berpuasa.

Semoga dengan kebaikan dan keberkahan bulan Ramadhan, kita termasuk ke dalam salah satu diantara empat golongan yang dirindukan surga. Yaitu, orang yang suka membaca Al Quran, memahami, dan mengamalkan Al Qur`an, orang yang dapat menjaga lisannya, orang yang dermawan dan orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Amiin..!!

Sabtu, 01 Oktober 2016

Tahukah Anda GHIBAH?



Apa itu ghibah?

Ghibah (menggunjing) adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

Dalam sebuah hadits riwayat imam Muslim dari jalan sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)?. Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Ada yang bertanya. Wahai Rasulullah bagaimana kalau yang kami katakana itu betul-betul ada pada dirinya?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Jika yang kalian katakan itu betul, berarti kalian telah berbuat ghibah. Dan jika apa yang kalian katakan tidak betul, berarti kalian telah memfitnah (mengucapkan suatu kedustaan)” [HR Muslim : 4690].

Haramnya Meng-ghibah

Masalah ghibah kelihatannya adalah masalah yang sepele dan ringan, akan tetapi sebenarnya masalah ini adalah masalah yang sangat berat karena menyangkut kehormatan seseorang. Apalagi kalau yang dighibah adalah saudara Muslim kamu sendiri yang mana kehormatan seoarang muslim sangat dijaga. Rasululloh SAW bersabda :

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, (dan juga kehormatan kalian) semua itu adalah haram atas kalian sebagaimana kesucian hari kalian ini (hari ‘Arafah), pada bulan kalian ini dan di negeri kalian yang suci ini.”

Mengenai hukum haramnya ghibah, dalilnya sudah sangat jelas sekali baik yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadist Nabi dan kesepakatan kaum muslimin sendiri. Men-ghibah adalah perbuatan kemungkaran yang sangat besar yang sangat diharamkan, bahkan termasuk dari dosa-dosa besar. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Janganlah sebagian kalian menggunjing/ mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al Hujurat : 12)


Lantas apakah semua Ghibah itu dilarang? Adakah Ghibah yang diperbolehkan?

Tidak semua jenis ghibah dilarang dalam agama. Ada beberapa jenis ghibah yang diperbolehkan, yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang benar.

Tujuan tersebut tidak mungkin tercapai kecuali dengan ghibah. Setidaknya ada enam jenis ghibah yang diperbolehkan, yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang benar, dan tidak mungkin tercapai kecuali dengan ghibah, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah.

Melaporkan perbuatan aniaya. Orang yang teraniaya boleh melaporkan kepada hakim dengan mengatakan ia telah dianiaya oleh seseorang. Pada dasarnya ini adalah perbuatan ghibah, namun karena dimaksudkan untuk tujuan yang benar, maka hal ini diperbolehkan dalam agama.

Usaha untuk mengubah kemungkaran dan membantu seseorang keluar dari dari perbuatan maksiat, seperti mengutarakan kepada orang yang mempunyai kekuasaan untuk mengubah kemungkaran. “Si Fulan telah berbuat tidak benar, cegahlah dia!” Maksudnya adalah meminta orang lain untuk mengubah kemungkaran. Jika tidak bermaksud demikian, maka ucapan tadi adalah ghibah yang diharamkan.

Untuk tujuan meminta nasehat. Misalnya dengan mengucapkan , “Ayah saya telah berbuat begini kepada saya, apakah perbuatannya itu diperbolehkan? Bagaimana caranya agar saya tidak diperlakukan demikian lagi? Bagaimana cara mendapatkan hak saya?” Ungkapan demikian ini diperbolehkan. Tapi lebih selamat bila ia mengutarakannya dengan ungkapan misalnya, “Bagaimana hukumnya bila ada seseorang yang berbuat begini kepada anaknya, apakah hal itu diperbolehkan?” Ungkapan semacam ini lebih selamat karena tidak menyebut orang tertentu.

Untuk memperingatkan atau menasehati kaum Muslimin. Contoh dalam hal ini adalah jarh (menyebut cela perawi hadits) yang dilakukan para ulama hadis. Hal ini diperbolehkan menurut ijmak ulama, bahkan menjadi wajib karena mengandung maslahat untuk umat Islam.

Bila seseorang berterus terang dengan menunjukkan kefasikan dan kebid’ahan, seperti minum arak, berjudi dan lain sebagainya, maka boleh menyebut seseorang tersebut dengan sifat yang dimaksudkan, namun ia tidak boleh menyebutkan aibnya untuk umat Islam.
Untuk memberi penjelasan dengan suatu sebutan yang telah masyhur (terbiasa) pada diri seseorang. Misalnya menyebut orang lain dengan sebutan si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarh Shahih Muslim, 16: 124-125)

Kalau kita perhatikan apa yang dimaksud oleh Imam Nawawi di atas, ghibah masih dibolehkan jika ada maslahat dan ada kebutuhan. Misal saja, ada seseorang yang menawarkan diri menjadi pemimpin dan ia membawa misi berbahaya yang sangat tidak menguntungkan bagi kaum muslimin, apalagi ia mendapat backingan dari non muslim dan Rafidhah (baca: Syi’ah), maka sudah barang tentu kaum muslimin diingatkan akan bahayanya. Namun yang diingatkan adalah yang benar ada pada dirinya dan bukanlah menfitnah yaitu menuduh tanpa bukti.

Kamis, 22 September 2016

Cara Mengatasi Selingkuh Dalam Islam



Setiap pasangan suami istri menginginkan rumah tangganya langgeng dan berlangsung terus sampai tua atau maut hadir memisahkan, setiap pasangan yang mengikrarkan akad pernikahan pasti menanamkan tekad tersebut, maka dalam batas-batas tertentu tidak keliru kalau ada yang berkata, menikah sekali seumur hidup, sebagai ungkapan tekad mempertahankannya sekuat daya dan upaya agar ia tidak bubar di tengah jalan.

Akan tetapi dalam perjalanannya pernikahan bukanlah tanpa tantangan dan rintangan, kata orang, pernikahan adalah sampan yang berlabuh di lautan, ia tidak mungkin terbebas dari hantaman ombak dan terpaan angin, jika penumpang sampan mampu mengatasinya dengan baik niscaya sampan akan sampai di pulau seberang dan yang ada di atasnya selamat, begitulah perumpamaan pernikahan.

Ombak dan angin besar yang bisa menenggelamkan sampan pernikahan dan terbukti melalui penelitian dan pengamatan bahwa ia pemicu tertinggi dan nomor wahid bagi karamnya perahu perkawinan adalah ketika pasangan 'melirik' orang lain, tatkala pasangan termakan kata-kata, 'rumput tetangga lebih hijau'. Karena lebih hijau ia lebih sedap dipandang dan lebih menyejukkan mata. Kata-kata dari orang-orang yang hatinya dibalut dengan penyakit syahwat yang kotor.

Cobaan dalam membina Keluarga SELALU ada dan pasti ada. Ada dari faktor ekonomi, ada juga dari faktor eksternal yakni selingkuh. Dan inilah yang menjadi favorit penyebab hancurnya rumah tangga (jika tidak terselesaikan dengan baik). Maka Islam telah memberikan solusi jitu dengan MENJAUHI. Jadi dengan tidak mendekati, maka penyakit yang satu ini akan mudah tereliminasi.

Selingkuh dari segi bahasa saja sudah mengandung makna negative. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, selingkuh mempunyai makna yang banyak :

1. Tidak berterus terang
2. Tidak jujur atau serong
3. Suka menyembunyikan sesuatu
4. Korup atau menggelapkan uang
5. Memudah-mudahkan perceraian.

Hal ini dapat terjadi pada waktu, kondisi apapun, dan dapat ditimbulkan oleh siapapun. Dari kelima makna selingkuh tersebut, jelas sangat tidak disukai oleh agama dan telah melanggar ajaran dan perintah Allah.


Inilah selingkuh yang dalam kamus agama Islam dikenal dengan ZINA. Anda mungkin berkata, kami tidak melakukan, kami tidak berbuat, kami hanya sekedar tertarik, saling pandang, berbicara, curhat, kami sekedar berteman akrab, jalan bareng, makan bareng, saling mengunjungi, saling bergurau dan bercerita, saling.... Dan seterusnya. Kepada Anda saya katakan, jika Anda telah bersuami atau beristri maka itulah selingkuh. Cobalah renungkan hadits Nabi saw berikut ini.
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَمَحَالَةَ، فَالعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الإِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الكَلاَمُ، وَاليَدُ زِنَاهَا البَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الخُطَا، وَالقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ .

"Dicatat atas Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia mendapatkanya tidak mungkin tidak, maka dua mata zinanya adalah memandang, dua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, dua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati menginginkan dan mendambakan, hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didustakannya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Karena telah terbukti bahwa selingkuh yang sama dengan zina merupakan kapak terbesar yang merobohkan dan meruntuhkan bangunan rumah tangga, hal itu karena siapapun yang masih memiliki fitrah yang lurus pasti menolak dan melepehnya bahkan pelaku zina itu sendiri. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Umamah berkata, Seorang anak muda datang kepada Nabi saw, dia berkata, "Ya Rasulullah, izinkanlah aku berzina." Maka orang-orang berkumpul di sekelilingnya, mereka menghardiknya, mereka berkata, "Diamlah kamu, diamlah kamu." Nabi saw bersabda, "Dekatkanlah dia ke mari." Maka anak muda itu didekatkan, Nabi saw bersabda, "Duduklah," Anak muda tersebut duduk. Nabi bertanya, "Apakah kamu menyukai zina untuk ibumu?" Dia menjawab, "Tidak demi Allah, aku korbankan diriku untukmu." Nabi bersabda, "Orang-orang juga tidak menyukainya untuk ibu mereka." Nabi bertanya, "Apakah kamu menyukai zina untuk putrimu?" Dia menjawab, "Tidak demi Allah, aku korbankan diriku untukmu." Nabi bersabda, "Orang-orang juga tidak menyukainya untuk putri mereka." Nabi bertanya, "Apakah kamu menyukai zina untuk saudara perempuanmu?" Dia menjawab, "Tidak demi Allah, aku korbankan diriku untukmu." Nabi bersabda, "Orang-orang juga tidak menyukainya untuk saudara perempuan mereka." Nabi bertanya, "Apakah kamu menyukai zina untuk bibimu dari bapakmu?" Dia menjawab, "Tidak demi Allah, aku korbankan diriku untukmu." Nabi bersabda, "Orang-orang juga tidak menyukainya untuk bibi dari bapak mereka." Nabi bertanya, "Apakah kamu menyukai zina untuk bibi dari ibumu?" Dia menjawab, "Tidak demi Allah, aku korbankan diriku untukmu." Nabi bersabda, "Orang-orang juga tidak menyukainya untuk bibi dari ibu mereka." Lalu Nabi saw meletakkan tanganya di atasnya sambil bersabda, "Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya dan jagalah kehormatannya." Dia berkata, "Setelah itu anak muda tersebut tidak melirik kepada apa pun.


Hal yang sama berlaku untuk suami istri karena jika tidak maka suami manapun yang berfitrah lurus ketika ditanya, Apakah kamu rela istrimu berzina? Jawabannya bisa dipastikan, hal yang sama pada istri, jika dia ditanya dengan pertanyaan yang sama niscaya jawabannya pastilah sama. Lebih dari itu fitrah yang lurus juga akan menolak ketika misalnya ia dijodohkan dan disandingkan dengan pelaku dosa ini.

Firman Allah,
الزَّانِي لا يَنْكِحُ إلا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لا يَنْكِحُهَا إِلا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin." (QS.An-Nur: 3).

Firman Allah,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu), bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)." (An-Nur: 26).

Karena selingkuh alias zina merupakan penghancur rumah tangga dalam urutan teratas maka maka Islam mengharamkannya demi menjaga kelangsungan dan keberadaannya termasuk perantara-perantara dan wasilah-wasilahnya.

Firman Allah,
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra': 32).

Ibnu Katsir berkata, "Allah berfirman melarang hamba-hambaNya dari zina dan mendekatinya yakni melakukan sebab-sebabnya dan pemicu-pemicunya."
Ibnu Sa'di berkata, "Larangan mendekatinya lebih mendalam daripada larangan melakukannya, karena hal itu mencakup larangan terhadap semua pengantar dan penyebabnya."
Ibnu Utsaimin berkata, "Ayat ini menunjukkkan bahwa kita wajib meninggalkan segala sesuatu yang membawa kepada zina, baik zina kelamin dan inilah yang paling besar atau selainnya."

Islam adalah yang terbaik tatanan dan aturannya termasuk dalam masalah hubungan laki-laki dengan perempuan. Islam meletakkan kode etik yang beradab dalam hal ini yang tidak dimiliki oleh aturan dan tatanan manapun di dunia ini. Semua itu demi kebaikan dan kesucian masyarakat termasuk rumah tangga.

Sekali lagi mencegah itu lebih baik dari memperbaiki. Karena dahsyatnya akibat dari selingkuh, maka hindari dan jauhi!. Kenikmatan dunia sesaat sangat tidak berimbang dengan nikmatnya mempunyai keluarga yang sakinah dan cita-cita syurga yang akan dimasuki bersama-sama sekeluarga. Amiin

Dari : Jamaah MPI

Senin, 12 September 2016

Secercah Nasihat, & Adab Menggunakan Handphone Bagi Muslim



Handphone adalah bagian kebutuhan hidup jaman sekarang. Dulu pengguna handphone atau kadang disebut ponsel (telepon seluler) terbatas pada kalangan tertentu saja. Tapi kini hampir semua kalangan menggunakan handphone. Jarang kajian dakwah yang membahas tentang handphone ini.

Apabila kita lihat dari kaidah ushul, maka handphone termasuk sesuatu yang pada asalnya tidak memiliki hukum tersendiri pada zatnya, sampai jelas apa tujuan menggunakannya. Jika untuk kebaikan maka dia dihukumi sebagai washilah kepada kebaikan. Namun jika digunakan untuk kejelekan, kemungkaran dan permusuhan maka hukumnya haram.

Lalu bagaimana dengan handphone anda? Apa yang anda lakukan dengannya? Tentu jawabannya tidak lepas dari tiga kemungkinan.
1. Bisa jadi dia menggunakan untuk kebaikan.
2. Bisa jadi dia menggunakan untuk kejahatan dan kemaksiatan.
3. Atau bisa jadi dia menggunakan untuk kebaikan, dan terkadang pula dia menggunakannya untuk kemaksiatan.
Yang ketiga ini adalah persentase yang paling banyak.

Fungsi Handphone

Teknologi komunikasi berkembang begitu pesat. Perangkat telekomunikasi seperti handphone muncul akibat desakan kebutuhan manusia untuk berkomunikasi secara sosial. Handphone bersisian dengan perangkat teknologi/gadget lainnya, seperti internet, parabola, 3-G, dan I-pod. Handphone bukan lagi barang langka.

Fungsi handphone adalah menghubungkan Anda dengan kolega. Baik itu teman, pasangan, keluarga, rekan bisnis atau siapapun juga. Yang dilakukan dari jarak jauh, dibantu dan diatur oleh sistim jaringan yang disebut sebagai provider.

Bahaya Laten Handphone

Memahami dari fungsi handphone dapat dianggap bahwa handphone merupakan karunia penting yang membantu manusia menunaikan hajat hidupnya lebih mudah.

Handphone berperan penting meringankan berbagai aktivitas serta pekerjaan Anda. Secara nominalpun, handphone menekan budget pengeluaran, serta meningkatkan efisiensi waktu.

Sejalan dengan kelebihan gadget ini, pasti dibarengi dengan dampak-dampaknya. Dampak handphone bisa bersifat negatif dan juga positif. Tergantung niat dan tujuan si pengguna. Apalagi handphone sudah dilengkapi dengan fitur-fitur yang amat menghibur.

Handphone jaman sekarang tidak sekedar untuk menelpon atau menerima panggilan, serta mengirim/menerima pesan singkat saja; namun telah juga dilengkapi fasilitas seperti video, kamera, game, internet dan yang teranyar adalah teknologi 3-G.

Sehingga dalam perkembangannya handphone memiliki dua mata pisau yang bertolak belakang. Selain sebagai karunia, namun juga menyimpan bahaya laten bagi penggunanya. Antara manfaat dan mudharat amat berimbang.


Adab Menggunakan Handphone Bagi Muslim

Dalam kajian dakwah, manusia dikatakan sebagai ‘rahmatan lil alamin’, atau menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal ini karena Allah subhanahu wata’ala memberikan kelebihan manusia berupa akal pikiran. Sehingga seharusnya Anda sebagai muslim menggunakan akal pikiran menimbang segala manfaat dan mudharat dalam menggunakan handphone.

Berikut kajian dakwah tentang adab menggunakan handphone bagi seorang muslim :

1. Jangan menelpon sembarang waktu

Rasulullah SAW bersabda, ajarkan anak agar mengetuk pintu sebelum memasuki kamar orangtua. Ibrah / pelajaran yang diambil adalah, didiklah anak dengan pemahaman etika dan sopan santun.

Menggunakan handphone sebaiknya tidak sembarang waktu. Ada waktu-waktu tertentu yang tidak etis, Misalnya waktu-waktu sholat. Maghrib, contohnya. Bahkan beberapa non muslim pun menabukan untuk mengadakan pembicaraan per telpon saat Maghrib (pergantian suluk).

2. Mulailah pembicaraan dengan salam

Menyampaikan salam adalah mendo’akan, dan menjawab salam ibarat mengamini. Maka Anda dapat simpulkan betapa mulianya suatu percakapan yang dimulai dengan sebuah salam, meski hanya melalui handphone.

Posisikan diri Anda tengah bertamu, sehingga sebelum memasuki ranah aktivitas orang yang Anda telpon, ada baiknya meminta ijin lebih dulu. Itulah fungsi salam dalam percakapan melalui handphone.

Ada hadits riwayat al-Bukhori dalam kajian dakwah yang isinya, “…dari Abdulloh bin Amr bin Ash, ‘seorang lelaki bertanya pada Rasulullah, ‘Apakah amalan yang paling baik dalam Islam?’”. Beliau (rasulullah) menjawab : “Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang telah kamu kenal maupun yang belum.” (HR. al-Bukhori dan Muslim).

3. Kenalkan diri sebelum berbicara

Sebagai penelpon ibarat tamu. Maka wajar seorang tamu memperkenalkan dirinya dahulu. Adab bertamu adalah mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sambil mengetuk pintu. Begitu pula dengan adab menelpon.

Disebutkan bahwa Jabir bin Abdillah berkata : “Aku datang kepada Nabi Muhammad SAW kemudian aku memanggil beliau. Nabi  bertanya : ‘Siapa ini?’ Aku menjawab : ‘Ini saya.’ Lalu beliau keluar sambil berkata : ‘Saya! Saya!’ (Seakan-akan beliau tidak menyukai jawaban tersebut.) (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Sederhana dalam percakapan. Sebaiknya dilakukan secara sederhana, padat, singkat, tidak bertele-tele, dan tidak berlama-lama atau penuh basa basi. Sebagai seorang muslim, Anda juga tidak perlu terlalu banyak melakukan panggilan tanpa ada tujuan atau kebutuhan yang jelas. Supaya tidak ada waktu yang terbuang dan tergelincir sebagai teman syaithon yang senang membuat manusia lengah dan melakukan mubazir terhadap waktu.

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon…” (QS. Al-Isro (17) : 26-27).

4. Jangan menggunakan nada dering yang Tidak bermakna

Yang dimaksud dengan tidak bermakna adalah nada dering yang dalam pemakaiannya akan menimbulkan efek reaksi dari pendengarnya.

Nada dering/ringtone maupun NSP (nada sambung pribadi) sebagian besar berupa musik ataupun audio suara dengan berbagai imajinasi ekspresi. Tujuannya adalah untuk membuat penerimaan dan pemanggilan tampak unik dan menarik. Hingga reaksi si penelpon, ataupun orang yang mendengarka bisa bermacam-macam.

Bisa berupa reaksi tertawa, terpingkal lucu, membuat jengah, pikiran cabul, membuat heboh, dan sebagainya. Tapi, berhati-hatilah dan jangan sampai jatuh pada perbuatan yang sia-sia.

5. Berbicara dan bergaulah yang baik

Baik itu saat berbicara biasa ataupun lewat handphone maka akhlak seorang muslim harus tetap dijaga. Segala perkataan yang keluar dari mulut akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak di yaumul hisab. Tidak jarang ditemui seseorang mudah sekali meluapkan emosi dengan perkataan kotor saat berbicara dengan hp, dalam benaknya mungkin karena dia tidak bertemu langsung dengan lawan bicara. Sehingga emosinya tak terjaga.

Untuk menghindari gangguan syetan saat menggunakan hp lebih baik mengucapkan basmalah. Setiap ingin memakai hp dimulai dengan ucapan ‘bismillah’, ini akan selalu mengingatkan hati dan pikiran bahwa Allah selalu mengawasi hamba.

Menelpon juga dapat menghabiskan waktu bermanfaat apabila digunakan untuk ngobrol ke sana ke mari tanpa tujuan yang jelas. Tidak sedikit para pemuda pemudi saling menelpon dengan hitungan jam-jaman dengan pembicaraan yang tidak bermanfaat. Akan lebih baik waktu yang dihabiskan tersebut digunakan dalam kegiatan yang bernilai positif. Misalnya membaca dan menghapalkan ayat Alqur’an, tentu ini jauh bermanfaat daripada ngobrol dan ngerumpi dengan tema yang tidak penting menurut syara’.

6. Matikan atau silent Hp saat berada di tempat ibadah

Pernahkah Anda sedang sholat berjamaah tiba-tiba ada hp seseorang berbunyi? Mungkin umumnya semua pernah mengalaminya, dan tentu saja kekhusyu’an sholat akan terganggu dan tidak nyaman. Namun sadarkah bahwa bila kita tidak disiplin dalam mematikan hp sewaktu tiba di masjid dan mushola akan mengalami hal seperti itu juga. Maka bila pergi ke masjid bersama teman, sebaiknya saling mengingatkan akan hal yang penting ini. Fenomena ini banyak terjadi tidak seperti tahun era 90-an yang hp belum popular digunakan.

7. Matikan hp saat akan masuk kamar mandi atau wc

Banyak diantara pengguna handphone yang memasang wallpaper islami, sehingga kadang asma Allah atau ayat Alqur’an yang tampil di layar hp. Maka bila memasuki hp sebaiknya hp yang berwallpaper atau bernada islami hendaknya dimati terlebih dahulu. Karena bukan adab yang baik membawa ayat Alqur’an atau asma Allah ke dalam kamar mandi.

Semoga tulisan singkat ini memberikan pemahaman kepada kita sebagai umat muslim tentang bagaimana menggunakan Handphone.