Selasa, 18 April 2017

Muslim Yang Baik Itu Bersikap Lemah-Lembut Dan Santun

Dalam Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al ‘Abbad Al Badr hafizhahullahu ta’ala menyebutkan beberapa nash penting tentang harusnya seorang muslim memiliki sifat lembut dan santun. Beliau mengatakan,

Allah menyifati nabiNya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, memiliki akhlak yang agung. Allah berfirman,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya engkau betul-betul di atas akhlak yang agung.” (QS. Al Qalam: 4)

Allah menyifati beliau dengan kesantunan dan kelembutan. Allah berfirman,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka, dengan rahmat dari Allah-lah engkau bersikap lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Dan Allah ta’ala juga menyifati beliau dengan kasih dan sayang terhadap kaum mukminin. Allah berfirman,

لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh, telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan [keimanan] untuk kalian, amat pengasih lagi penyayang terhadap kaum mukminin.” (QS. At Taubah: 128)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh dan mendorong untuk berlemah-lembut, Beliau bersabda,

يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا ، وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا
“Permudah dan jangan persulit. Berikan kabar gembira dan jangan membuat lari manusia.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari (hadits nomor 69) dan Imam Muslim (hadits nomor 1734) dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Imam Muslim meriwayatkan juga (hadits nomor 1732) dari Abu Musa [Al Asy’ari] radhiyallahu ‘anhu dan lafalnya,

وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا ، يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا

“Berikan kabar gembira dan jangan buat manusia lari. Permudah dan jangan persulit.”

Dan dalam Shahih Al Bukhari (hadits nomor 220), Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat beliau dalam kisah seorang Arab badui yang kencing di masjid,

دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
“Biarkan ia. Siram kencingnya itu dengan setimba air atau seember air. Sebab, sesungguhnya, kalian itu diutus untuk memudahkan. Bukan untuk menyulitkan.”

Imam Al Bukhari meriwayatkan (hadits nomor 6927) dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu maha lembut dan mencintai kelembutan di semua perkara.”

Dan Imam Muslim juga meriwayatkan hadits tersebut (hadits nomor 2593) dengan lafal,

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu maha lembut dan mencintai kelembutan. Dan Allah memberikan ke dalam kelembutan apa yang tidak diberikan ke dalam sikap kasar serta apa yang tidak diberikan kepada selainnya.”

Imam Muslim dalam Shahih Muslim (hadits nomor 2594) meriwayatkan hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلا زَانَهُ ، وَلا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلا شَانَهُ
“Sesungguhnya, kelembutan itu tidaklah terdapat pada sesuatu, kecuali akan menghiasinya. Dan tidaklah dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya.”

Imam Muslim juga meriwayatkan (hadits nomor 2592) dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu. Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ
“Siapa saja yang dijauhkan dari kelemah-lembutan, maka ia dijauhkan pula dari kebaikan.”

Dan sungguh Allah telah memerintahkan dua orang nabi yang mulia, Musa dan Harun ‘alaihima as salam, untuk mendakwahi Fir’aun dengan santun dan lembut. Allah ta’ala berfirman,

اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ . فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Pergilah kalian berdua ke Fir’aun. Sesungguhnya, ia telah melampaui batas. Dan ucapkanlah kepadanya ucapan yang lembut. Mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 43-44)

Allah juga telah menyifati para sahabat Rasulullah yang mulia dengan sifat saling menyayangi di antara mereka. Allah ta’ala berfirman,

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu utusan Allah. Dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras kepada orang-orang kafir, tetapi saling menyayangi di antara mereka.” (QS. Al Fath: 29)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar