Selasa, 04 April 2017

Muslim Yang Baik Tidak Berkata Kasar dan Kotor

Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu mengenakkan dalam berbicara atau berkomentar.

JIKA kita rajin membaca komentar di Facebook atau situs berita, maka akan kita temukan banyak sekali orang yang berkomentar dengan kasar, kotor, jorok, cabul, menghujat, mencaci-maki, dan sebagainya, seakan-akan merekalah yang paling benar.

Komentar di media online atau media sosial memang gampang. Semua orang berani berkomentar apa saja, terutama mereka yang menggunakan nama, akun, atau identitas palsu. Identitas palsu atau “ngumpet” di internet itulah yang menjadikan semua orang merasa leluasa berbicara dan berekspresi.

Lain halnya di dunia nyata. Sedikit sekali orang yang berkomentar “seberani” di internet.

Di sisi lain, kita prihatin, banyaknya komentar kasar, jorok, keji, mengumpan, mencela dan sebagainya itu, juga menunjukkan “jati diri” bangsa Indonesia yang “katanya” ramah dan santun. Kita jadi ragu, benarkah bangsa Indonesia ramah? Tapi mengapa komentar bereka banyak yang keji, seolah-olah mereka tidak berpendidikan dan “tidak beradab” (uncivilized)?

Jika yang suka komentar kotor, jeji, kasar, mengumpat, mencela, dsb itu adalah orang beriman (mukmin/muslim), maka jelas mereka bukan muslim yang baik. Kita harus ingatkan. Walaupun kita mengkritik terhadap perbuatan yang buruk tetapi dalam berkomentar atau menegur sebaiknya dengan kata-kata yang baik bukan dengan kata kotor dll.

Kaum Muslim dididik dengan ajaran agama yang benar dan lurus. Islam itu rahmatan lil’alamin (menebar kasih sayang terhadap sesama) dan mengutamakan akhlak mulia (akhlaqul karimah).

Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk-buruk. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu mengenakkan dalam berbicara atau berkomentar.

Muslim yang baik itu bersikap “dewasa”, tidak emosional, tidak suka menghujat, sabar, tenang, hatinya penuh dengan dzikir, hatinya bersih, cool, calm, dan anti-kekerasan.

Melalui Rasulullah Saw, ajaran Islam mengajarkan kepada setiap kaum mukmin agar berkata yang baik saja atau diam. Qul khoiron auliyashmut. Berkata yang baik atau diam.

Rasulullah Saw juga menegaskan, orang beriman itu tidak suka mencela, melaknat, berkata-kata keji dan berbicara kotor.

 لَيْسَ اْلمـُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لَا اللَّعَّانِ وَ لَا اْلفَاحِشِ وَ لَا اْلبَذِيِّ

“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencela, orang yang gemar melaknat, orang yang suka berbuat/berkata-kata keji, dan orang yang berkata-kata kotor/jorok” (HR Bukhori, Ahmad, Al-Hakim, dan Turmudziy dari Ibnu Mas’ud).

Hadits shahih yang termaktub dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Sunan at-Turmudziy, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah itu menegaskan jati diri dan perangai mulia kaum mukmin sejati.

Tegasnya, Muslim yang Baik Tidak Akan Berkata Kasar & Kotor, termasuk dalam berkomentar di media online atau media sosial, sekalipun identitasnya disembunyikan atau “palsu”.

Semoga kita diberi kekuatan untuk menjadi Muslim yang Baik, taat perintah Allah dan Rasul-Nya, termasuk tidak berkata kasar, kotor, keji, mengumpat, dan sebagainya. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar