Rasulullah Saw bersabda, “Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang- orang uang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Menahan amarah memang terlihat sangat mudah, namun sangat susah mempraktikkannya. Apalagi menahan amarah akibat kesalahan orang yang sangat dekat dengan kita. Memang marah merupakan tabiat dari manusia, akan tetapi seharusnya kita bisa menahan nafsu kita agar tidak marah. Menahan marah akan melahirkan akhlak yang baik. Menahan marah bukan berarti kita lemah, akan tetapi adanya jiwa yang lapang dan bersih yang mau memaafkan kesalahan orang lain.
Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan(perkelahian), tetapi tidam lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak semua orang mampu menahan amarahnya. Banyak di antara kita yang mudah dan terpancing dengan amarah. Banyak diantara kita yang terkadang meluapkan amarah berlebihan sehingga dapat melukai orang sekitar kita.
Dengan bisa menahan amarah berarti kita mampu menahan emosi kita. Dengan mampu mehanan amarah berarti kita memiliki keimanan yang kuat. Dengan menahan amarah berarti kita berusaha selalu berkata dan berbuat benar tampa campur tanga hawa nafsu.
Rasulullah sangat menganjurkan kita menahan amarah. Rasulullah bersabda, “Barang siapa menahan kemarahannya padahal dia mampu melampiaskannyamaka Allah Ta'ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamatdi hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Menahan amarah berarti kita juga memaafkan orang lain. Dengan demikian kita akan lebih merasakan tenang dan kelapangan dada yang luas. Mungkin pertama- tama untuk melakukannya terasa sulit. Akan tetapi buktikanlah dan rasakan faedahnya.
Menahan amarah memang terlihat sangat mudah, namun sangat susah mempraktikkannya. Apalagi menahan amarah akibat kesalahan orang yang sangat dekat dengan kita. Memang marah merupakan tabiat dari manusia, akan tetapi seharusnya kita bisa menahan nafsu kita agar tidak marah. Menahan marah akan melahirkan akhlak yang baik. Menahan marah bukan berarti kita lemah, akan tetapi adanya jiwa yang lapang dan bersih yang mau memaafkan kesalahan orang lain.
Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan(perkelahian), tetapi tidam lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak semua orang mampu menahan amarahnya. Banyak di antara kita yang mudah dan terpancing dengan amarah. Banyak diantara kita yang terkadang meluapkan amarah berlebihan sehingga dapat melukai orang sekitar kita.
Dengan bisa menahan amarah berarti kita mampu menahan emosi kita. Dengan mampu mehanan amarah berarti kita memiliki keimanan yang kuat. Dengan menahan amarah berarti kita berusaha selalu berkata dan berbuat benar tampa campur tanga hawa nafsu.
Rasulullah sangat menganjurkan kita menahan amarah. Rasulullah bersabda, “Barang siapa menahan kemarahannya padahal dia mampu melampiaskannyamaka Allah Ta'ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamatdi hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Menahan amarah berarti kita juga memaafkan orang lain. Dengan demikian kita akan lebih merasakan tenang dan kelapangan dada yang luas. Mungkin pertama- tama untuk melakukannya terasa sulit. Akan tetapi buktikanlah dan rasakan faedahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar