Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata:
"من حفظ وقته بذكر الله وقراءة القرآن وصحبة الأخيار والبعد عن صحبة الغافلين والأشرار يطيب قلبـه ويلين"
"Barangsiapa menjaga waktunya dengan dzikrullah (mengingat Allah), membaca Alquran, berteman dengan orang-orang baik, dan menjauhi pertemanan dengan orang-orang yang lalai lagi buruk, niscaya akan menjadi baik dan lembut hatinya." (Majmu' Fatawa, 5/244)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terkungkung oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat karena rasa takut kepada Allah dan ketekunan berdzikir kepada-Nya.” (lihat al-Fawa’id, hal. 95)
Allah Azza wa Jalla, berfirman: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13 ayat 28)
Melembutkan hati yang keras, angkuh dan sombong dengan cara selalu kembali mengingat asal muasal dari apa penciptaan diri manusia. Telah dijelaskan di dalam kitab suci Alquran. Sebagaimana Allah Ta'ala, berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minuun (23): 12, 13, 14)
Setiap peristiwa, baik itu kejadian musibah ataupun ujian hidup tentu selalu ada hikmahnya dan dapat melembutkan hati. Kita tidak akan benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya hati dan perasaan ketika berada dalam kondisi keterhimpitan, kesulitan, kesusahan, kesedihan, kebingungan, kesakitan, menanggung berat beban, dan lain sebagainya tanpa mengalaminya sendiri kondisi-kondisi tersebut. Bila pernah merasakan hal musibah atau ujian hidup dan diri merenungi serta mengambil pelajaran dari segala yang terjadi, akan dapat melembutkan hati.
Melembutkan hati dengan cara mengingat-ingat sakaratul maut yang kapan saja bisa terjadi dan mengingat kematian kerabat atau orang lain yang dapat dijadikan pelajaran dan nasehat untuk diri agar senantiasa melembutkan hati dan sikap, sebab segala sesuatu pasti akan ada balasannya di dunia maupun di akhirat. Ada azab kubur yang menanti amal perbuatan yang buruk dan akan datang hari dimana segala amal perbuatan dihisab. Dengan mengingat semua itu mudah-mudahan ada perubahan dari kerasnya hati menjadi lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar